Control you ego, please.. [part 1]

*ririn*
Matahari bersinar begitu teriknya siang ini. Aku menunggu hyunjoong oppa. Dia berjanji akan menjemputku siang ini. Tapi, hampir 30 menit aku menunggu di gerbang sekolah. Sekolah juga hampir sepi kecuali yang akan melaksanakan ekstrakulikuler. Aku takut hyunjoong oppa lupa.

Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara motor yang aku kenal. Dan benar saja. Itu adalah suara motor hyunjoong oppa. Hyunjoong oppa berhenti di depanku tanpa membuka kaca helmnya. Aku segera naik ke boncengannya.

Diperjalanan, kami tidak saling berbicara. Aku sengaja untuk tidak memulai percakapan karena aku terlanjur kesal dengan hyunjoong oppa. Yang harusnya saat ini aku sudah di tempat tidur malahnya masih di jalan. Dan juga, aku sudah capek banget telah beraktifitas dari pagi dan nanti malam aku juga harus les. Aku bener-bener ingin istirahat.

Motor yang hyunjoong oppa kendarai makin lama makin pelan dan akhirnya berhenti. Hyunjoong oppa mematikan mesin motor. Aku turun dari motor dengan tampang yang sangat kesal. Hyunjoong oppa melepas helmnya lalu pergi ke suatu tempat dengan berjalan kaki. Aku tidak mengikutinya jadi hanya menunggu di samping motor.

Beberapa saat kemudian, hyunjoong oppa kembali dengan membawa 2 es krim di tangannya. Dia memberi ku satu dan yang satunya lagi dia jilati. Aku menerima masih dengan wajah yang masam.

"ririn, senyum dong." pinta hyunjoong oppa.

"apa sih oppa?" kataku sambil mengerutkan dahiku.

"maafin oppa ya rin. Oppa tau kamu capek. Makanya oppa belikan kamu es krim. Makan dong eskrim nya." pinta hyunjoong oppa.

Aku menjilat es krim yang tadi dia berikan. Rasa sejuk seolah-olah datang di tengah kemarau panjang. Rasa coklat yang aku rasakan juga sangat terasa. Lalu aku tersenyum ke arah hyunjoong oppa.

"nah, kalo gitu kan manis." kata hyunjoong oppa memujiku. Dia merangkulkan tangan kanannya ke leherku dan membelai rambutku. Aku malu sebenarnya pada pengguna jalan. Aku cepat-cepat melahap es krim ku.

"oppa, ih. Makan es krim pake belepotan. Kayak anak kecil aja deh." kataku lalu mengambil tisu di kantong dan mengelapkannya di daerah bibir hyunjoong oppa.

"aish, oppa jadi malu. Ngomong-ngomong, kamu juga ada tuh." kata hyunjoong oppa lalu mengambil tisu dari tanganku. Dia mengelapnya di sekitar bibirku dengan lembut.

"ah, oppa. Sudah jam segini. Pulang, yuk." ajak ku yang padahal membuang malu. Hyunjoong oppa yang sepertinya mengerti perasaanku hanya tersenyum.

"rin, apa jadinya kalau aku pergi jauh?" tanya hyunjoong oppa pelan.

"hah? Ngomong apa sih oppa ini?" aku terkaget mendengarnya. Memangnya dia mau pergi kemana.

"ah, tidak." katanya lagi lalu memakai helm nya dan menyalakan mesin motor. Aku langsung naik di boncengan. Motor melaju dengan cepatnya.


Sesampainya dirumah...
"oppa, gak mampir dulu?" kataku berusaha mengajak hyunjoong.

"sepertinya tidak. Nanti malam saja."

"nanti malam aku kan les."

"aku yang jemput. Sudah ya. Daaah." pamit hyunjoong oppa. Dia melambaikan tangan lalu pergi. Setelah hyunjoong oppa tidak terlihat lagi, aku masuk rumah.

Sebelumnya, aku melepas sepatuku di teras. Lalu aku langsung menuju kamarku yang melewati kamar heechul oppa dan kangin oppa. Pintu kamar mereka terbuka. Aku melihat kangin oppa bermain gitar. Dia menyadari bahwa aku melihatnya sontak dia langsung melambaikan tangannya sebentar lalu bermain gitar lagi.

Aku membuka pintu kamarku yang tertutup. Aku menemukan heechul oppa tertidur di tempat tidurku. Aku mengetahui alasannya mengapa ia tidur disini. Mungkin dia terganggu akan suara gitar kangin oppa. Aku menaruh tas di meja belajar lalu mengambil baju ganti dan mengganti baju di kamar mandi.

Setelah berganti baju, aku langsung ke kamarku lagi. Kulihat jam dinding di atas pintu. Masih jam 3. Berarti aku memiliki waktu 1 setenngah jam untuk tidur. Lalu aku memutuskan untuk tidur disamping heechul oppa.


5.30 PM
ditengah tidurku yang terasa nyaman, aku dibangunkan oleh seseorang dengan cara mencolek-colek pipiku berkali-kali dan memanggil namaku. Aku membuka mataku perlahan tapi aku tidak bergerak. Susah untuk bergerak. Badanku serasa ditindis sesuatu.

"rin, bangun." kata kangin oppa dengan halus sambil mencolek-colek pipiku lagi. Aku menoleh ke arah yang membuat badanku sulit untuk bergeraK. Dan ternyata benar saja. Heechul oppa tidur menindisku dengan tangan kakinya. Aku di peluk serasa guling.

"argh..!!" aku mengerahkan seluruh tenaga ku agar terlepas dari pelukan oppa.

"hyung!! Bangun!!" teriak kangin oppa sambil menarik kaki heechul oppa. Berkat kangin oppa, aku bisa bangun.

"kangin!! Kamu ini kenapa sih?? Mengganggu ketenanganku saja!!" bentak heechul oppa yang masih setengah sadar.

"halah. Tidur aja nih kerjaannya hyung. Bangun!! Udah sore nih!!" bentak kangin oppa yang memang berperangai keras lalu melempar heechul oppa dengan bonekaku yang berbentuk bola.

"hei! Kau berani ya dengan hyung mu sendiri?" teriak heechul oppa yang sudah sadar berkat lemparan kangin oppa. Lalu heechul menarik tangan kangin oppa dan kangin oppa tersunkur di tempat tidur. Heechul oppa membalasnya dengan pukulan yang berulang-ulang dengan guling.

"argh!! Ampun hyung. Ampun." teriak kangin oppa minta ampun.

"makanya, jangan berani sama hyung mu ini." kata heechul oppa memperingatkannya. Kangin oppa membenahi rambutnya yang berantakan. "ririn juga nih. Kalo tidur jangan berisik." kata heechul oppa.

"berisik apa lagi?" tanyaku heran.

"oppa, es krimnya enak ya. Aku suka." heechul oppa meniru gaya tidurku dan juga meniru suaraku.



to be continued..^^

0 komentar:

Posting Komentar